Rabu, 17 Maret 2010

Ikan Laut Idola MasyarakatIndonesia targetkan produksi rumput laut terbesar 2014

Pemerintah menargetkan produksi rumput laut mampu menjadi yang terbesar di dunia pada tahun 2014.

Sekretaris Jenderal Direktorat Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau kecil (KP3K) Kementrian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan komoditas itu sangat berpeluang untuk ditingkatkan mengingat potensi lahan yang cukup besar.

"Potensi kelautan kita besar. Seperti, rumput laut. Ditargetkan Indonesia menjadi negara produksi rumput laut terbesar dunia," kata Sudirman, di sela-sela Dialog Interaktif tengang Terumbu Karang, Sabtu (13/3).

Dikatakannya, rumput laut memiliki pangsa pasar yang besar karena dapat dimanfaatkan untuk komestik, kesehatan, dan obat-obatan. Untuk mencapai target produksi tersebut akan dilakukan program eksistensi atau memperluas dan menambah unit usaha budidaya.

Selain itu yakni melalui intensifikasi atau peningkatan jumlah produksi melalui penambahan jumlah setiap unit usaha budidaya. "Perlu juga untuk melestarikan terumbu karang, karena rumput laut akan tumbuh dengan baik dengan terumbu karang yag sehat," tambahnya. (arbi/antara)

Sumber : Harian terbit, 16 Maret 2010 hal. 6
Rabu, 10 Maret 2010

Percantik Rumah dengan Akuarium

Saat ini kehadiran akuarium sudah semakin diperhitungkan. Keberadaannya tak hanya mampu menenangkan jiwa, tapi juga bisa membuat rumah tampak lebih cantik dan menarik.

Menurut arsitek Rosi Rahadi, sebenarnya sudah sejak lama keberadaan akuarium di dalam rumah diperhitungkan. Selain karena efeksensasiasinya yang bening, kegiatan "penghuni" akuarium yang dinamis, juga sanggup membuat suasana ruang menjadi tidakkosong. Tempat tinggal ikan hias itu memang kerap dianggap mampu mengubah ruang yang masih menjadi lebih "hidup".

Namun, hal tersebut bisa saja tidak terjadi tatkala si empunya rumah kurang memahami tata cara peletakan akuarium agar tak merusak estetika ruangan idealnya, letakkan akuarium di tempat-tempat yang regarif, dalam arti tempat-tempat yang kurang memliliki aktivitas. Atau, kita juga boleh memanfaatkan akuarium kecil berbentuk sepermpat bola, lalu ditempel di dinding. Biasanya akuarium itu diisi seekor atau sepasang ikan saja.

Peletakan sudah tepat, kini tinggal mrmikirkan tata percahayaannya karena akuarium juga memiliki fungsi penerangan ruang.Ya, akuarium dapat dimafaatkan sebagai alat penerangan buatan untuk bagian yang gelap dan kekurangancahaya alami, atau dijadikan alat penerangan pada ruang yang kerap digelapkan saat penghuni rumah sedang tidur, semisal ruang tamu dan ruang keluarga.

Efek cahaya merupakan salah satu elemen pendukung akuarium yang bisa mengubah tampilan ruangan menjadi lebih menarik. Caranya, sebut Rosi, letakan lampu akuarium seolah-olah tersembunyi atau tidak terlihat secara langsung. "Jadi.lampu itu gunanya untuk menjadikan akuarium bagai memiliki cahaya sendiri.atau dengan kata lain membuat akuarium menjadi bercahaya,"imbuh Rosi.

Sesuaikan ukuran lampu dengan besar akuarium. Begitu pula dengan warna lampu, perlu disesuaikan dengan tema ruangannya, yang sekaligus berfungsi sebagai UV buatan bagi kelangsungan hidup penghuni akuarium tersebut. Cara kreatif lain, buat cahaya akuarium dengan meletakan lampu di langit-langit tetapi yang bisa tembus pandang keruang di bawahnya.

Tipe Minimalis

Kita tahu, bentuk dan ukuran akuarium cukup beragam. Ada yang berbentuk kotak, lonjong, persegi panjang, bahkan bulat seperti stoples. Sedangkan untuk ukuran yang kecil hingga paling besar. Ada pula akuarium yang hanya berukuran sebesar stpoles. Walaupun terlihat kecil, jenis stoples ini mampu mempengaruhi keindahan sebuah ruangan.

Menurut Rosi, akuarium kecil ini sangat lazim digunakan pada hunian bergaya minimalis. Jenis akuarium ini bisa memberi efek pembeda dari elemen disekelilingnya. Sifatnya yang cenderung kontras dan transparan sangat pas diaplikasikan pada bagian ruang yang masif, sederhana, atau sepi. Efek ini biasanya timbul dari sesuatu yang kecil di antara yang besar atau sedikit. Itu merupakan salah satu teori dalam desain minimalis. "Yakni sesuatu yang kecil atau sedikit namun sangat terasa pada ruang yang sederhana. Letaknya pun bisa jadi tidak lazim." imbuhnya.

Akuarium tipe minimalis biasanya menggunakan frame yang sederhana, bahkan bisa dibilang tidakmemiliki motif ataupun frame. Hal ini berbading terbalik dengan akuarium tipeetnik. Jenis akuarium ini sering menggunakan frame berbahan kayu berukir. Begitu pula akuarium berdesain klasik. Pada akuarium model ini frame yang digunakan memiliki lebih banyak detain.

"Jenis akuarium etnik dan klasik dapat menggunakan tempat seperti halnya meja akuariu. Namun untuk gaya minimalis, teknik peletakannya lebih bebas," ujar Rosi

Sumber : - Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia

Pasok Patin Dunia, RI Segera Geser Vietnam

Pasar ikan Patin dunia kini dikuasai Vietnam. Namun, tak lama lagi Indonesia segera menggeser Vietnam setelah budidaya Patin di Kabupaten Kampar, Riau, berhasil meningkatkan produksinya.

Kini, Vietnam masih unggul karena Patin Negara itu di ekspor dalam bentuk olahan, sedangkan Indonesia masih mengekspor Patin segar.

"Kampar segera menggantikan Vietnam karena produksi Patin terus meningkat," Kata Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Made L Nurdjana, melalui siarana pers yang diterima Investor Daily, Rabu (10/3).

Made bersama Komisi IV DPR RI, Rabu, berada di Kampar, Riau, untuk kunjungan kerja.

Belum lama ini Menteri kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menegaskan, pihaknya berupaya menjadikan Indonesia produsen ikan terbesar dunia tahun 2015. Tahun 2014, Indonesia diperkirakan berhasil memproduksi ikan 22,36 juta ton yang berasal dari ikan budidaya dan ikan tangkap.

Ikan Patin merupakan salah satu jenis ikan budidaya yang kini gencar ditingkatkan produksinya. Ikan budidaya lainnya mencakup bandeng, udang, juga lelee.

Bupati kampar Burhanuddin Husin menyatakan, produksi Patin dari daerahnya mencapai 63 ton perhari. Selain Patin. Kampar juga menghasilkan ikan nila, mas, dan lele.

"Prioritas program kami adalah Perikanan, setelah itu baru ternak, kelapa sawit dan perkebunan lainnya," Kata Burhanuddin.

Target yang ingin dicapai Kampar, Kata Burhanuddin, mencakup pembangunan 82.000 unit keramba dan 6.111,3 ha kolam. Kini sudah tercapai 7.150 unit keramba (8,7%) dan 700,03 ha kolam (11,46%).

Made L Nurdjana memastikan ke depan selain kalah produksi, Vietnam juga di prediksi kalah kualitas Patin. sebab, budidaya Patin di Vietnam yang dilakukan di sungai Mekong ditengarai tercemar. Sungai Mekong melintas Tiongkok, Thailand, dan Vietnam.

"Aliran sungai sepanjang itu berpotensi terkontaminasi Logam berat dan bakteri," Kata Made.

Saat ini Vietnam masih menguasai Patin dunia, dan di Eropa konsumsi Patin mencapai 25% dan konsumsi ikan secara keseluruhan. Jumlah 25% pasar patin di Eropa tersebut berasal dari Vietnam.

Keunggulan Vietnam, lanjut Made, selain diekspor dalam bentuk olahan, permodalan usaha Patin di negara itu ternyata berbunga rendah. Selain itu, Etos kerja orang Vietnam terkenal tinggi.

Made meyakini Indonesia akan unggul beberapa tahun ke depan, sejalan dengan pengetatan kualitas ikan yang diamanatkan Uni Eropa dan AS. Eropa kini telah menerapkan sistem pengujian mutu yang menggunakan traceability atau penelusuran asal - usul ikan.

Menurut Made untuk meningkatkan kualitas, KKP berniat membangun pabrik pakan guna mendukung budidaya Patin. Patin di Kampar kini berada pada sungai yang jauh lebih bersih.

Bupati Kampar Burhanuddin berupaya segera membangun perusahaan pembekuan fillet patin.

Sementara itu, anggota DPR dari komisi IV Wan Abubakar mendukung tekad Bupati Kampar upaya KKP.

"Kabupaten Kampar memilih potensi yang besar untuk budaya Patin, perlu mendapat dukungan semua pihak,"Kata Abubakar.


Sumber :
  • Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia
  • Investor Daily 11 Maret 2010 Hal 21
Selasa, 09 Maret 2010

Nelayan Dilarang Keras Gunakan Formalin !

PELAIHARI, JUMAT - Menyusul mulai intensnya aktivitas nelayan, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislakan) Kabupaten Tanahlaut menggencarkan sosialisasi larangan penggunaan bahan berbahaya. Nelayan diwantiwanti agar tidak sesekali menggunakan formalin atau bahan kimia berbahaya lainnya.

Dislakan memperkenalkan bahan alternatif yang aman dan ramah lingkungan. "Namanya Chitosan. Ini fungsinya untuk mengawetkan ikan," sebut Kasi Pengolahan dan Pemasaran Dislakan Tala Mustafa, Jumat (13/3).

Dengan teknologi tersebut, nelayan tak perlu bingung lagi mencari bahan pengawet ikan. Sekedar diketahui, setelah mengetahui formalin berbahaya, selama ini nelayan Tala sering kebingungan mencari bahan pengawet yang aman.

Mustafa mengatakan Chitosan merupakan bahan pengawet berbentuk cair yang diolah dari kulit rajungan (kepiting laut) dan udang. Itu sebabnya produk ini aman dan alternatif tepat bagi nelayan dalam mengawetkan ikan.

Saat ini Chitosan belum banyak dikenal masyarakat, termasuk kalangan nelayan di Kalsel. Namun nelayan di Jawa telah cukup akrab dengan bahan tersebut, karena bahan itu memang diproduksi di Jawa yakni di Gresik, Jawa Timur.

Di Kalsel sendiri bahan pengawet alami tersebut belum ada yang menjual. "Bagi nelayan Tala yang menginginkan barang itu bisa membeli langsung ke Gresik atau melalui pemesanan. Kami bisa membantu memfasilitasi," ucap Mustafa.

Harganya memang lebih mahal dibandingkan formalin. Per liter Chitosan Rp40 ribu, sedangkan formalin hanya Rp20 ribu. Penggunaan Chitosan cukup mudah, ikan cukup dicelupkan pada larutan Chitosan selama beberapa menit.

"Lalat memang masih bisa hinggap pada ikan yang telah dicelupkan ke larutan Chitosan. Tapi, tidak akan terjadi penularan bakteri karena telah terlindungi oleh cairan Chitosan," sebut Mustafa.

PPNS (penyidik PNS) Dislakan Tala ini mengimbau kalangan nelayan untuk tidak sesekali berhubungan dengan formalin atau bahan kimia berhaya lainnya dalam mengawetkan ikan. Pasalnya bahan tersebut membahayakan konsumen. Ikan yang tercemar formalin atau bahan berbahaya lainnya berpotensi menyebabkan pengonsumsinya antara lain mengalami gangguan saraf otak dan ginjal.

Nelayan yang tetap menggunakan bahan berbahaya tersebut juga terancam pidana penjara selama enam tahun dan denda hingga Rp1,5 miliar. Hal ini diatur dalam pasal 92 UU 31/2004 tentang usaha perikanan.

Apakah masih ada nelayan di Tala yang menggunakan bahan tersebut? "Laporan yang saya terima kabarnya masih ada segelintir nelayan yang menggunakannya. Bahkan, kabarnya ada yang menggunakan baygon dan sevin (pestisida). Tapi sebagian besar nelayan di daerah ini tak berhubungan dengan bahan itu. Ikan produksi dari Tala aman dikonsumsi," ucap Mustafa. (Idda Royani).

Sumber : - banjarmasinpost.co.id

530 Ha Terumbu Karang Tertutup Serpihan Batu Bara

BATULICIN, SELASA - Seluas 530 dari 13.330 hektare (ha) terumbu karang di pesisir laut Kalimantan Selatan (Kalsel) rusak parah akibat sendimentasi dan pencucian tongkang batu bara di laut.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kalsel Rakhmadi Kurdi di Banjarmasin, Senin (30/11), mengatakan, dari penelitian yang mereka lakukan bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan, menemukan ratusan hektare terumbu karang mati akibat tertutup batu bara.

"Kawasan terumbu karang Bunati kini kondisinya makin memprihatinkan, karena banyak yang mati akibat sendimentasi dan tertutup batu bara," katanya.

Selain di Bunati, sebagian besar terumbu karang yang berada di pesisir laut Batulicin dan Tanahlaut juga sangat memprihatinkan, banyak yang rusak dan mati.

Hal tersebut terjadi akibat sendimentasi atau penumpukan pasir yang dibawa oleh arus sungai yang masuk ke laut.

"Hampir seluruh sungai di Kalsel mengalami sendimentasi cukup tinggi, saat banjir arus sungai yang disertai dengan lumpur masuk ke laut sehingga mengakibatkan sendimentasi pesisir laut," katanya.

Hal tersebut menyebabkan terumbu karang yang biasanya tumbuh subur di daerah pesisir rusak dan mati. Sendimentasi sungai, kata dia, disebabkan oleh penebangan hutan dan aktivitas pertambangan batu bara.

Selain itu, kata dia, banyak pengusaha yang mencuci tongkang angkutan batu bara di laut, sehingga sisa batu baranya merusak sebagian besar biota laut dan terumbu karang yang berada di pesisir. "Untuk itu saya telah meminta agar kabupaten terkait melakukan pengawasan, karena pencucian tongkang di laut sudah melanggar aturan," katanya.

Kerusakan kawasan terumbu karang tersebut, kata Rakhmadi, juga disebabkan maraknya pencurian terumbu karang oleh masyarakat untuk dijual sebagai hiasan. "Padahal karang-karang tersebut merupakan tempat untuk tumbuh dan berkembangbiaknya ikan dan hewan laut lainnya," katanya.

Memperbaiki kerusakan tersebut, kata dia, pihaknya telah melakukan penanaman kembali terumbu karang bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kalsel.

Sumber : - Banjarmasin Post

EKSPOR PRODUK PERIKANAN KKP Perluas Pasar Ke Timteng dan Afrika

Kementerian Kelautan dan Perikanan terus melakukan pendekatan ke berbagai negara untuk memacu ekspor produk perikanan Indonesia. Selain negara di Uni Eropa dan Amerika Serikat, kini Timur Tengah dan Afrika juga menjadi tujuan strategis untuk melakukan ekspor produk perikanan Indonesia.

"Kita sudah berupaya memacu produksi perikanan nasional. Sekarang, kita mulai menjajaki pasar-pasar di luar negeri untuk mengekspor hasil produk perikanan nasional," kata Menteri Kelautan dan Perikanan fadel Muhammad usai melakukan pertemuan dengan empat duta besar negara sahabat di Jakarta, Selasa (9/3).

Fadel menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, pasar ekspor untuk produk perikanan dunia di kuasai oleh Thailand dan Vietnam. Padahal, jika dilihat dari fasilitas lahan dan luas laut, maka Indonesia masih jauh lebih besar dari dua negara itu. Begitu juga potensi produksi perikanannya. Untuk itu, kita harus bisa menyaingi mereka dengan peningkatan produksi perikanan tangkap dan budi daya serta pendekatan sejumlah negara pengimpor.

"Ke depan, kita harus bisa memasuki pasar Mesir dengan potensi pasar mencapai 80 juta orang dan nilainya 1 miliar dolar AS. sedangkan Mozambik terdapat 25 juta penduduk dan ini adalah pasar potensial yang harus di garap. Karena itu, kita jangan sampai tertinggal lagi oleh Thailand dan Vietnam, " tuturnya.

Diakui Fadel, rendahnya ekspor produk perikanan selama ini diakibatkan masih minimnya produksi di dalam negeri. Kondisi ini mejadikan Indonesia mempunyai keterbatasan untuk melaukan ekspor sehingga dimanfaatkan negara lain untuk melaukan ekspansi pasar.

"Sekarang kita sudah mulai meningkatkan produksi perikanan. Makanya secara perlahan tapi pasti, kita bisa menaikan ekspor produk perikanan ke berbagai negara. Tentunya ini secara otomatis berdampak pada kesejahteraan nelayan dan peningkatan pendapatan negara," ujar fadel optimistis.

Untuk volume ekspor produk perikanan Indonesia pada tahun 2009 sebesar 2,6 juta ton. Namun, untuk tahun 2010 ini ditargetkan bisa naik menjadi 2.9 juta ton. Untuk itu harus ada fasilitasi pendukung yang harus di dirikan, seperti pelabuhan perikanan internasional.

Namun, anggaran pendapatan belanja negara (APBN) KKP tidak memungkinkan untuk membiayai pembuatan pelabuhan. Untuk menyiasatinya, KKP berkerja sama dengan pemerintah Jepang untuk pembiayaannya.

"Kita sudah memdapatkan izin dari persiden untuk mencari dana sendri. Ini guna melaksanakan pembangunan pelabuhan tersebut. Karena itu, kami berkerja sama denagn Jepang untuk membangung pelabuhan perikanan internasional di Muara Baru Jakrta. Dan, mereka sipa membantuk sebesar Rp 90 miliar," ujarnya.(Bayu)

Sumber :
  • Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia
  • Suara Karya 10 Maret 2010 hal. 7

Kampar Siap Gantikan Vietnam Pasok Patin Dunia

“Kabupaten Kampar sebetulnya memiliki potensi untuk menggantikan Vietnam menjadi pemasok ikan Patin dunia”, demikian disampaikan oleh Dr. Ir. Made L. Nurdjana, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, saat menjelaskan kepada masyarakat, Bupati Kampar dan anggota DPR-RI Komisi IV yang sedang menjalani Kunjungan Kerja ke Provinsi Riau (9/3). Para wakil rakyat tersebut sedang meninjau lokasi keramba budidaya ikan patin di sepanjang Sungai Kampar, terutama di Desa Ranah, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Menurut Drs. H. Burhanuddin Husin, Bupati Kampar, di daerahnya saat ini menghasilkan patin 63 Ton per hari. Termasuk paling tinggi diikuti oleh ikan nila, ikan mas dan ikan lele. Pemerintah Kabupaten Kampar memang menempatkan perikanan sebagai prioritas pembangunan. Berikutnya adalah ternak, kelapa sawit, rehabilitasi lahan, dan perkebunan. Target yang ingin dicapai adalah membangun 82.000 unit keramba dan 6.111,3 ha kolam. Namun sekarang masih tercapai 7.150 unit keramba (8,72%) dan 700,03 ha kolam (11,46%).
Wan Abubakar (F-PP) sebagai Ketua Tim Anggota DPR-RI Komisi IV yang sedang ke Riau tersebut bersama tujuh anggota lainnya sepakat akan mendukung tekad Bupati Kampar tersebut. “ Karena kabupaten ini memiliki potensi yang besar “ ujarnya. Tmail Linrung ( F-PKS) menimpali bahwa hendaknya Bupati mampu mendorong partisipasi swasta.
Menurut Made L. Nurdjana, saat ini memang Vietnam menguasai pasar patin di dunia. 25% pasar patin di Eropa berasal dari Vietnam. Padahal ikan yang dikonsumsi masyarakat Eropa 25 % adalah catfish atau patin. Memang Vietnam memiliki beberapa kelebihan, diantaranya produk yang dihasilkan telah diolah sehingga siap saji, sesuai dengan selera masyarakat negara maju yang menyukai produk kuliner praktis. Industri patin di Vietnam dilakukan oleh pengusaha dengan modal berbunga rendah dan upah tenaga kerja yang murah pula. Etos kerjanya terkenal sangat produktif.
Tetapi Vietnam memiliki kelemahan. Patin disana merupakan hasil budidaya di sungai Mekong, yang telah melintasi negeri Cina, Thailand dan Vietnam sendiri. Maka potensi pencemaran air sungai tentu lebih besar. Padahal konsumen Eropa semakin ketat terhadap keamanan produk bahan makanannya. Ikan yang berasal dari air tercemar akan rentan terhadap kontaminasi logam berat dan bakteri. Padahal sistem pengujian mutu di Eropa saat ini menggunakan Traceability atau penelusuran asal-usul ikan.
Patin dari Kampar, tampaknya berada pada sungai yang jauh lebih bersih. Hanya saja memerlukan pasokan pakan budidaya yang murah. Untuk itu, Made L. Nurdjana menjanjikan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membangun pabrik pakan ikan di Kampar. Dianjurkan pula agar Kampar yang kaya kelapa sawit memanfaatkan maggot, sejenis serangga bunga dari bungkil kelapa sawit untuk pakan patin.
Bupati Kampar juga akan mengupayakan terwujudnya perusahaan pembekuan fillet patin. Hasil gabungan antara Pemerintah Kabupaten Kampar 38 %, Pemerintah Provinsi 24 % dan swasta 38 %. Hanya disarankan oleh Fadel Muhammad, Menteri Kelautan dan Perikanan, agar membangunnya dibuat secara bertahap sehingga modal awal yang diperlukan dapat difasilitasi oleh perbankan atau sumber keuangan lainnya.

Sumber : - Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia
Selasa, 02 Maret 2010

PERBAIKAN KAPAL NELAYAN TUNGGU APBN PERUBAHAN

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan akan merestrukturisasi 1.000 kapal nelayan tahun ini. Namun restrukturisasi itu masih menunggu realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2010.Kalau tidak masuk dalam APBN Perubahan, kami baru akan mulai 2011," ujar Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Dedy Sutisna di Jakarta kemarin.

Dengan restrukturisasi itu, kapal nelayan tidak bermotor diubah menjadi memiliki motor. Kapal motor yang disediakan berkapasitas di atas 30 gross ton. Dengan memiliki kapal motor, nelayan diharapkan dapat memperluas jarak penangkapan ikan lebih dari 12 mil.Proses tender proyek pengadaan kapal akan diserahkan ke daerah, "Biar mereka tahu harga dan spesifikasi yang dibutuhkan," tutur Dedy.Tahap awal, pada 2010 atau 2011 akan direstrukturisasi 150 kapal dengan harga kapal Rp 1,5 miliar per unit.

sumber :
  • Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia
  • Koran Tempo hal A18

PEMBARUAN KAPAL NELAYAN Rp 1,5 Triliun

Kementerian Kelautan dan Perikanan merencanakan restrukturisasi atas 1.000 perahu tanpa motor milik nelayan pada tahun 2011 Total anggaran yang diusulkan untuk restrukturisasi itu Rp 1,5 triliun. Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengemukakan hal itu di Jakarta, Senin (1/3).

Restrukturisasi kapal akan memperluas daya jelajah nelayan. Hal itu diharapkan menekan praktik pencurian ikan di perairan Indonesia, khususnya di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEEI). Pihaknya, ujar Fadel, akan mengajukan anggaran untuk restrukturisasi kapal dalam rancangan APBN 201L "Masih banyak kapal nelayan kita tidak bisa menjangkau laut lepas. Ini memicu pencuri dari negara lain untuk terus mengambil ikan kita," ujar Fadel.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Dedy Sutisna mengemukakan, restrukturisasi kapal berupa penggantian perahu tanpa motor milik nelayan berbobot mati di bawah 30 gross ton % (GT) menjadi kapal motor berbobot lebih dari 30 GT beserta alat tangkap ikan. Kapal itu dirancang berbahan baku kayu ataupun fiberglass.

Dedy mengatakan, sebanyak 45 persen dari total 425.000 armada kapal nelayan berupa perahu tanpa motor. Dengan peralatan seadanya itu, daya jangkau nelayan terbatas hanya pada pinggiran pantai hingga perairan berjarak kurang dari 12 mil.

Melalui restrukturisasi kapal, nelayan diharapkan mampu menjangkau tangkapan lebih dari 12 mil sampai ke laut lepas. Penyediaan kapal itu akan disalurkan kepada kelompok usaha bersama (KUB) nelayan. Saat ini, ujar Dedy, pihaknya sedang melakukan pemetaan wilayah yang memerlukan restrukturisasi kapal nelayan.

Beberapa daerah yang diprioritaskan adalah pantai utara dan pantai selatan Jawa, yang mengalami kemerosotan sumber daya ikan akibat penangkapan berlebih. Fadel menambahkan, restrukturisasi kapal membutuhkan dukungan bahan baku Misalnya, kayu untuk bahan baku pembuatan kapal. (LKT)

sumber:
  • Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia
  • Kompas 02 Maret 2010 hal: 18

KKP AKAN BANGUN KAPAL DARI KAYU SITAAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memanfaatkan kayu sitaan dari pembalakan liar (illegal logging) untuk dijadikan kapal berukuran besar atau lebih dari 60 ton.

Terkait hal ini, KKP akan berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan serta pihak-pihak terkait lainnya. Nantinya kapal yang akan dibangun itu akan diserahkan kepada nelayan.

"Saya sudah meminta izin Bapak Presiden untuk pemanfaatan kayu-kayu tersebut dan beliau menyetujuinya. Namun, karena terkait payung hukum, saat ini kita mencoba berkoordinasi dengan kementerian terkait dan Kejaksaan Agung. Jadi, proses pengalihan pemanfaatannya seperti apa, masih dalam penjajakan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pada acara diskusi dengan jajaran pimpinan media massa di kantor berita Antara Jakarta, Senin (1/3).

Menurut dia, sebanyak 98 persen kapal nelayan di Indonesia berkapasitas kecil atau di bawah 30 ton. Untuk itu diperlukan kapal dengan bobot di atas 60 ton agar nelayan bisa melaut hingga ke perairan yang lebih dalam. Dengan kapasitas kapal penangkap ikan yang dimiliki itu, menjadikan daya saing nelayan tradisional rendah.

"Jika mereka bisa melaut hingga perairan dalam, di sana terdapat banyak ikan-ikan besar, maka otomatis bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan tersebut. Untuk itu, kami berharap program ini bisa cepat dilaksanakan. Selama ini, bagaimana nelayan bisa sejahtera kalau harus melawan kapal-kapal besar yang menangkap ikan dengan menggunakan peralatan canggih. Untuk itu, nelayan kita juga harus dibekali kapal besar dan peralatan canggih," ujarnya.

Sesuai rencana, pemerintah akan membuat 1.000 unit kapal nelayan yang akan diberikan melalui pemerintah daerah. Namun, untuk perawatan dan pengelolaan kapal sepenuhnya akan dibebankan kepada koperasi nelayan. "Jadi harus ada yang bertanggung jawab untuk pemeliharaannya dan ini tidak lagi membebankan pemerintah. Dengan demikian bisa diatur bagaimana mekanisme yang akan dijalankan nanti," ujarnya.

Lebih jauh Fadel mengatakan, rencana restrukturisasi kapal penangkap ikan milik nelayan ini juga didukung dengan persiapan anggaran yang cukup memadai. "Presiden menyetujui penyediaan anggaran untuk restrukturisasi kapal nelayan sebesar Rp 1,5 triliun," ucapnya.

Untuk pengerjaan kapal nelayan ini, Fadel menyebutkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan melakukan tender dan dilaksanakan di setiap daerah penerima bantuan.

Illegal Fishing

Pada kesempatan yang sama, Pemimpin Redaksi HU Suara Karya Ricky Rachmadi lantas mempertanyakan masalah penanganan penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing), khususnya oleh kapal asing. Dalam hal ini, langkah konkret yang dilakukan KKP dalam mengawasi kegiatan illegal fishing.

Menjawab pertanyaan ini, Fadel Muhammad mengungkapkan, akan ada penyerahan wewenang terkait pengawasan illegal fishing dengan aparat keamanan.

Dalam hal ini, koordinasi yang dilakukan KKP terkait pelaksanaan pengawasan oleh aparat keamanan terkait. Dalam hal ini, konsep membangun kesejahteraan nelayan yang diusung KKP bisa sejalan dengan upaya pemberantasan illegal fishing.

"Pelaku illegal fishing ini disertai persenjataan lengkap. Jadi, kalau hanya aparat dari KKP yang menanganinya, mungkin akan membahayakan. Dengan demikian, kami merapatkan barisan dengan aparat TNI dan Polri untuk membantu memberantas illegal fishing. Kita sebelumnya telah berkoordinasi dengan Menko Polhukam," ujarnya. (Bayu)


Sumber :
  • Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia
  • Suara Karya 02 Maret 2010 Halaman 6

PETA PERKIRAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN ( 1 - 3 MARET 2010 )


Berikut ini Peta Perkiraan Daerah Penangkapan Ikan Tanggal 1 - 3 Maret 2010



Sumber : Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia


Pengikut