Rabu, 10 Maret 2010

Pasok Patin Dunia, RI Segera Geser Vietnam

Pasar ikan Patin dunia kini dikuasai Vietnam. Namun, tak lama lagi Indonesia segera menggeser Vietnam setelah budidaya Patin di Kabupaten Kampar, Riau, berhasil meningkatkan produksinya.

Kini, Vietnam masih unggul karena Patin Negara itu di ekspor dalam bentuk olahan, sedangkan Indonesia masih mengekspor Patin segar.

"Kampar segera menggantikan Vietnam karena produksi Patin terus meningkat," Kata Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Made L Nurdjana, melalui siarana pers yang diterima Investor Daily, Rabu (10/3).

Made bersama Komisi IV DPR RI, Rabu, berada di Kampar, Riau, untuk kunjungan kerja.

Belum lama ini Menteri kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menegaskan, pihaknya berupaya menjadikan Indonesia produsen ikan terbesar dunia tahun 2015. Tahun 2014, Indonesia diperkirakan berhasil memproduksi ikan 22,36 juta ton yang berasal dari ikan budidaya dan ikan tangkap.

Ikan Patin merupakan salah satu jenis ikan budidaya yang kini gencar ditingkatkan produksinya. Ikan budidaya lainnya mencakup bandeng, udang, juga lelee.

Bupati kampar Burhanuddin Husin menyatakan, produksi Patin dari daerahnya mencapai 63 ton perhari. Selain Patin. Kampar juga menghasilkan ikan nila, mas, dan lele.

"Prioritas program kami adalah Perikanan, setelah itu baru ternak, kelapa sawit dan perkebunan lainnya," Kata Burhanuddin.

Target yang ingin dicapai Kampar, Kata Burhanuddin, mencakup pembangunan 82.000 unit keramba dan 6.111,3 ha kolam. Kini sudah tercapai 7.150 unit keramba (8,7%) dan 700,03 ha kolam (11,46%).

Made L Nurdjana memastikan ke depan selain kalah produksi, Vietnam juga di prediksi kalah kualitas Patin. sebab, budidaya Patin di Vietnam yang dilakukan di sungai Mekong ditengarai tercemar. Sungai Mekong melintas Tiongkok, Thailand, dan Vietnam.

"Aliran sungai sepanjang itu berpotensi terkontaminasi Logam berat dan bakteri," Kata Made.

Saat ini Vietnam masih menguasai Patin dunia, dan di Eropa konsumsi Patin mencapai 25% dan konsumsi ikan secara keseluruhan. Jumlah 25% pasar patin di Eropa tersebut berasal dari Vietnam.

Keunggulan Vietnam, lanjut Made, selain diekspor dalam bentuk olahan, permodalan usaha Patin di negara itu ternyata berbunga rendah. Selain itu, Etos kerja orang Vietnam terkenal tinggi.

Made meyakini Indonesia akan unggul beberapa tahun ke depan, sejalan dengan pengetatan kualitas ikan yang diamanatkan Uni Eropa dan AS. Eropa kini telah menerapkan sistem pengujian mutu yang menggunakan traceability atau penelusuran asal - usul ikan.

Menurut Made untuk meningkatkan kualitas, KKP berniat membangun pabrik pakan guna mendukung budidaya Patin. Patin di Kampar kini berada pada sungai yang jauh lebih bersih.

Bupati Kampar Burhanuddin berupaya segera membangun perusahaan pembekuan fillet patin.

Sementara itu, anggota DPR dari komisi IV Wan Abubakar mendukung tekad Bupati Kampar upaya KKP.

"Kabupaten Kampar memilih potensi yang besar untuk budaya Patin, perlu mendapat dukungan semua pihak,"Kata Abubakar.


Sumber :
  • Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia
  • Investor Daily 11 Maret 2010 Hal 21

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut